Coba sahabat renungkan, bagaimana kualitas sholat kita dari semenjak SD sampai sekarang? Apakah ada peningkatan? Atau masih tetap seperti yang dulu? Waktu sholat masih teringat kemana-mana…sholat kita tidak khusuk. Menurut Ustad Arifin Ilham, ada beberapa sebab kenapa shalat kita tidak khusuk. yaitu:
- Kita belum mengenal kecuali sebatas Tuhan, belum mengenal Sifat, Af'al dan Asma-Nya, Dia yang menciptakan manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, semua yang kulihat, kudengar, yg bergerak, yang berada dilangit dan dibumi, semua dihidupkan-Nya "Al Muhyi" dan semua akan dimatikan-Nya "Al Mumiitu", semua tunduk dalam kehendak "Al Muriidu" dan kekuasaan-Nya "Al Qodiiru", Dialah yang mengatur semuanya "Ar Robbu", Dialah yang mengusai sekaligus memiliki semuanya "Al Maaliku" (QS3:26-27). Dia Maha Menatap "Al Bashiiru" tahu persis hati, pikiran dan lintasan pikiran kita & Dia Maha Mendengar "As Samiiu" mendengar gesekan daun, langkah semut dan rintihan hati hamba-Nya, Lantas sadarkah kita bahwa Dia yang segala-galanya yang kita hadapi dalam sholat selama ini? Bisakah hati dan pikiran kita lari saat sholat, sementara dia menatap hati pikiran kita? Sahabatku, coba camkan uraian diatas sebelum sholat dimulai, tambah konsentrasi agar kita tetap fokus.
- Belum faham makna, hikmah, keutamaan, bacaan dalam sholat, serta syarat dan rukun sholat, maka jadilah "sukaaro" sholat mabuk alias sholat tanpa rasa, tanpa pemahaman, tanpa penghayatan, tanpa keyakinan, hampa, seperti robot jasad tanpa ruh, "alkusaala" malah terasa beban, buru-buru pengen cepat selesai, senangnya menunda-nunda waktu sholat, gerak sholatnya cepat seperti ayam matok, surah dan bacaan sholatpun komat kamit. Sahabatku, simaklah Kalam Allah ini, "...Janganlah kalian menegakkan sholat, sedangkan kalian dalam keadaan mabuk, sampai kalian benar-benar faham apa-apa yang kalian baca dalam sholat kalian" (QS4:43). Lihat orang mabuk berkata berbuat tetapi tidak sadar apa yang dikatakan dan apa yang diperbuat, lihat orang sholat berdiri, bertakbir, baca ayat, ruku', sujud, tahiyyat dan salam, tetapi tidak sadar bahwa ia sedang berdiri, rukuk sujud menghadap pencipta langit dan bumi... tidak sadar bahwa ia sedang berdialog dengan pencipta dirinya, yang maha menentukan segala-galanya!. Sahabatku kita lanjutkan besuk lagi, jangan lupa selalu berwudhu dalam setiap aktivitas kita.
- Karena kita tidak sadar bahwa sholat itu adalah "Almuhadatsah bainal makhluqi wa Khooliqi" dialog hamba kepada Kholiqnya, "Apabila salah seorang dari kalian sholat, sebenarnya ia sedang berkomunikasi dengan Allah" (HR Bukhori Muslim). Coba perhatikan dari adzan, panggilan waktu menghadap-Nya, yang dipanggilpun yang ber-syahadat, "Asyhaaduallaa ilaaha illallah wa ashhadu anna Muhammadar Rasulullah", yang tidak beriman tidak dipanggil, karena itulah Rasulullah mengingatkan, "Yang membedakan kita dengan orang kafir adalah sholat, maka siapa dengan sengaja meninggalkan sholat maka sunggu ia sudah berperangai seperti orang kafir". Menutup aurat menghadap-Nya, menghadap qiblat karena memang fokus jasad ruh, hati pikiran kepada-Nya, apalagi berjamaah jadi rapi shof, dan seluruh duniapun satu arah qiblat, lalu bersuci karena memang menghadap maha suci, lalu berdiri tegap, takbir, membaca iftitah "inn wajjahtu wajhiyalilldzi fathoros samaawati wal ardho" hamba datang menghadap-Mu duhai pencipta langit dan bumi, tunduk patuh taat pada-Mu... inilah diantara komunikasi sholat yang belum difahami, lantas bagaimana khusuk tanpa kesadaran ini, sahabatku... berusahalah terus untuk bisa khusuk!
- Karena masih sedikit kita yang faham bahwa ketika sholat itu adalah proses komunikasi, tatkala membaca Alfatihah terjadi dialog seorang hamba dengan Rabbnya. Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, "Barang siapa membaca surat al-Fatihah, setiap ayat yang dibaca itu langsung dijawab oleh Allah", lalu Rasulullah menyampaikan ketika seorang hamba berkata, 'Segala puji bagi Allah, tuhan seru sekalian alam". Allah menjawab, "Hamba-Ku telah memuji-Ku". Seorang hamba berkata, 'Yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang". Allah menjawab, "Hamba-Ku memuji-Ku". Seorang hamba berkata, ''Raja di hari pengadilan". Allah menjawab, "Hamba-Ku mengagungkan Diri-Ku. Hamba-Ku berserah diri kepada-Ku". Seorang hamba berkata, 'Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan". Allah menjawab, "Inilah pertengahan antara Aku dan hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku apa yang dia minta Aku berikan". Seorang hamba berkata, 'Tunjukilah kami jalan yang lurus, jalan yang telah Engkau anugerahkan kepada mereka, bukan mereka yang kena murka dan bukan mereka yang sesat.' Allah menjawab, "Ini milik hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku apa yang dia minta Aku berikan". (Hadist Qudsi, HR Muslim). Karena itu sahabatku, mulailah membaca bacaan sholat pelan-pelan, penuh kesadaran dan keyakinan "Thuma'ninah".
- Sahabatku fillah, apakah ada diantara kalian yang masih sulit khusyuk dalam shalat? Mungkin saja berikut ini salah satu penyebabnya: Karena "hubbub dunya" sangat mencintai dunia, "the money is the first and the final of life, no money no happy" sehingga hati dan pikirannya selalu dipenuhi oleh segala sesuatu yang bersifat duniawi, duit, dolar, makan, minum, keluarga, target-target bisnis, berkhayal dan sebagainya. Itulah yang diingat-ingat dalam sholat, Rasulullah bersabda, "hatta yansa kam rok atan laka" sampai ia lupa sudah berapa rakaat ia sudah sholat", maka tidak heran saat sholat yang semestinya hati pikirannya fokus dalam sholat malah ingat dunia. Sahabatku, simaklah kalam Allah surah Al Maa'uun ayat 4 & 5, "celakalah orang-orang yang mengerjakan sholat yang hati pikirannya lalai kepada Allah". Lalai hatinya karena dunia "ball tu'tsiruunal hayaatad dunya" (QS 87:16). Karena itu sadarilah hidup kita tidak lama di dunia yang fana ini, sholatlah seakan sholat terakhir dalam hidupmu, simaklah sabda Rasulullah, "Bila engkau melakukan sholat maka sholatlah kamu, seperti orang yang akan meninggalkan alam fana" (HR Ibnu Majah & Imam Ahmad). Insya Allah kulanjutkan lagi besok ya sahabatku, sabar ya... alon-alon asal ke lakon.
- Karena makan minum yang haram, baik secara zat "lizaatihi" seperti, anjing, babi, alkohol, narkoba dan sebagainya, atau cara mencarinya dengan cara haram, "linailihi", walaupun halal zatnya seperti makan tempe tahu halal tetapi karena cara mencarinya dengan berdusta, menipu, sumpah palsu, terima sogokan, korupsi dan sebagainya, maka tetap haram. Secara fisik ia makan Tempe atau tahu tetapi sebenarnya ia makan anjing dan babi, itulah yang disebut "rijsun min amalisy syaithon". Najis karena amalnya, atau "roddudzdzakaat" karena menolak zakat, maka hartanya bercampur dengan hak faqir miskin, kotorlah hartanya. Semuanya menjadi hijab hati dan hijab hubungan kepada Allah, walhasil sholatnyapun tidak diterima, Allah "Subbuuhun" maha suci hanya menerima yang suci. Ingat komentar Rasul pada orang yang menangis tatkala berdoa, "hampir saja aku mengira doanya diijabah Allah, namun Jibril memberitahuku bahwa orang itu suka menipu, lantas bagaimana Allah menjawab si penipu, pakaian dan makanannya dari hasil menzholimi orang lain?" Sadarilah saat sholat, kita berhadapan dengan zat yang maha suci!!
- Mungkin karena sholatnya masih disertai "Al fahsyau" berbuat maksiat seperti berdusta, mabuk, buka aurat, berjudi, berzina, dari zina mata melihat yang porno, tangan meraba, pikiran berkhayal sampai zina kemaluan. "adzdzunuubu kaafilatul quluubi" dosa dosa ma'siyat itu menjadi "cover" penutup hati. Alwaqi, guru imam Syafii' berkata, "nurullahi la yuhda lil a'shi", sungguh cahaya nur hidayah Allah tidak akan masuk pada hati yang tertutup gelap karena maksiat. Inilah kebanyakan yang terjadi pada "tukang sholat" bukan "Penegak Sholat", STMJ Sholat Terus Maksiat Jalan, ritual rutinitas tanpa disertai amal yang berkwalitas, hasilnya lagi-lagi kosong, tidak ada "atsar" pengaruh, ini sekaligus menjadi jawaban mengapa ada orang sholat tetapi sulit khusyu'. Bagaimana bisa khusyuk kalau maksiat jalan terus. Imam Ghazali berkata, "Sungguh, sekali dusta sudah cukup membuat sholatnya terhijab kepada Rabbnya. SubhanAllah, maafkan kalau yang aku sampaikan ini membuat kalian tidak nyaman, mudah-mudahan Allah terus membimbing kita dengan hidayah-Nya sehingga semakin dekat dengan kematiaan semakin baik ibadah sholat kita...aamiin.
- Jika hati kita tidak bersih, memang sulit untuk konsentrasi sholat. Inikah diantara yang membuat kaliat sulit khusuk ketika sholat? Karena sholatnya disertai "al mungkar", berbuat zholim, menganiaya, menipu, menggunjing, memfitnah, merendahkan orang lain, menghina, memukul apalagi sampai membunuh orang lain. Itu semua akan menjadi hijab besar, karena Allah hanya menerima ibadah yang membuat hamba itu menghinakan diri dihadapan-Nya dan yang membuat dirinya rendah hati. Sholat kalian akan dianggap dusta kalau tidak memperhatikan yatim piatu dan faqir miskin (QS 107:1-3). "Cuek, masa bodoh, pelit, emangnya gue pikiran" dan sebagainya sudah cukup dianggap pendusta sholat, pendusta agama apalagi sampai berbuat aniaya, dan ini semua bukan akhlak hamba Allah yang sholat, orang sholat itu belas kasih, santun, pemaaf, murah senyum, dermawan dan rendah hati, sungguh mulia akhlak hamba yang khusuk sholat itu sahabatku.
- Karena "goirul isti'daadi" tidak mempersiapkan diri secara maksimal menghadap Allah, seperti pakaian kurang bersih, kurang rapi padahal ada pakaian bersih dan rapi, mukena yang bau apek atau badan yang masih kotor padahal masih bisa membersihkan, atau tempat ibadah kurang bersih, atau dengan sengaja mengulur waktu sholat. Imam Ghazali berkata, "Siapa dengan sengaja mengulur waktu sholat tanpa alasan yang dibenarkan secara Syar'i maka sungguh setengah kekhusukan telah hilang dari sholatnya". Berarti orang yang memperhatikan sholat diawal waktu itu sungguh telah meraih setengah kekhusukan. Kemudian membiarkan diri tidak faham sholat dengan tidak mau meningkatkannya untuk belajar, akhirnya sholat hanya sekedarnya maka hasilnyapun sekedarnya, tidak heran sholatnya tidak berpengaruh dalam kesehariannya. Sahabatku, tentu sangat beda hasilnya mereka yang sungguh-sungguh belajar dan mempersiapkan diri untuk sholat dengan yang sekedarnya, atau malas sholat.